Guiseppe Garibaldi, Pejuang Kemerdekaan yang Jadi Nama Kapal Induk Indonesia

October 11, 2025

Kekuatan TNI Angkatan Laut akan meningkat siginifikan dengan pembelian kapal induk eks Angkatan Laut Italia yaitu Giuseppe Garibaldi. Namun tahukah Anda bahwa Giuseppe Garibaldi yang namanya diadopsi untuk kapal induk itu bukan tokoh sembarangan?

Giuseppe Maria Garibaldi lahir pada 4 Juli 1807 di Nice, yang saat itu merupakan bagian dari Kekaisaran Prancis Pertama (kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Sardinia-Piedmont). Ia berasal dari keluarga yang bergerak di bidang pelayaran dan perdagangan pesisir. Meskipun ibunya berharap ia menjadi pendeta, Garibaldi memilih untuk hidup di laut dan menjadi pelaut, pengalaman yang membentuk ketahanan dan kecintaannya pada petualangan.

Dia sempat tinggal di Istanbul, Turki, dan salah satu aktivitas pelayaran dagangnya membawanya bertemu dengan pengikut Giuseppe Mazzini, seorang tokoh revolusioner yang gigih menyuarakan pendirian Republik Italia yang merdeka. Ketika dia kemudian pindah ke Genoa, Italia, dia bahkan bisa bertemu langsung dengan Mazzini. Terinspirasi oleh ide-ide Risorgimento (pergerakan penyatuan Italia), Garibaldi bergabung dengan gerakan revolusioner Carbonari dan kemudian “La Giovine Italia” (Italia Muda).

“Pahlawan Dua Dunia”

Pada tahun 1834, Garibaldi berpartisipasi dalam pemberontakan Mazzinian yang gagal di Piedmont. Ia terpaksa melarikan diri dan, dalam ketidakhadirannya, dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Genoa. Ia mengasingkan diri ke Amerika Selatan dan menghabiskan lebih dari satu dekade di sana.

Di Amerika Selatan, Garibaldi terlibat dalam berbagai konflik demi kemerdekaan dan kebebasan, termasuk Perang Ragamuffin di Brasil (1836-1840) dan memimpin Legiun Italia dalam Perang Saudara Uruguay. Pengalaman ini mengasah keterampilan militernya dalam taktik perang gerilya dan membawanya pada julukan legendaris: “Pahlawan Dua Dunia” (Eroe dei due mondi). Di Uruguay, ia juga bertemu dan menikahi Ana Maria de Jesus Ribeiro (Anita Garibaldi), yang menjadi pasangan sekaligus rekannya dalam perjuangan.

Perjuangan untuk Penyatuan Italia (Risorgimento)

Garibaldi kembali ke Italia pada tahun 1848 untuk ikut serta dalam konflik yang dikenal sebagai Risorgimento, yaitu proses penyatuan Italia yang masih terpecah-pecah menjadi banyak negara bagian dan kerajaan.

Ketika revolusi menyebar, Garibaldi segera menawarkan jasanya. Ia mengambil komando untuk mempertahankan Republik Roma yang berumur pendek dari serangan tentara Prancis yang didukung Paus. Meskipun pasukannya bertempur dengan gagah berani, mereka kalah. Ia memimpin beberapa ribu anak buahnya keluar dari Roma dan melakukan perjalanan mundur yang sulit melintasi Italia tengah sambil menghindari pasukan Austria dan Prancis. Sayangnya, dalam perjalanan ini, istrinya, Anita, meninggal dunia di dekat Ravenna.

Ekspedisi Seribu Orang (1860)

Perjuangan terbesar Garibaldi terjadi pada tahun 1860. Dengan dukungan rahasia dari Kerajaan Sardinia-Piedmont yang dipimpin oleh Raja Victor Emmanuel II dan Perdana Menteri Camillo di Cavour, Garibaldi memimpin pasukan sukarelawan berjumlah sekitar 1.000 Orang (I Mille), yang terkenal dengan seragam “Baju Merah” (Camicie Rosse).

  • Penaklukan Sisilia dan Napoli: Pasukan Baju Merah berlayar dari Genoa dan berhasil mendarat di Marsala, Sisilia. Dalam waktu singkat, dengan dukungan rakyat, mereka berhasil menaklukkan seluruh pulau Sisilia. Garibaldi kemudian menyeberang ke daratan utama dan memasuki Napoli, berhasil menggulingkan Kerajaan Dua Sisilia (yang meliputi Sisilia dan Italia Selatan).
  • Penyerahan Kekuasaan: Meskipun Garibaldi adalah seorang republiken, ia menyadari bahwa penyatuan hanya dapat dicapai melalui monarki konstitusional di bawah Raja Victor Emmanuel II. Dalam pertemuan bersejarah di Teano pada 26 Oktober 1860, Garibaldi secara simbolis menyerahkan wilayah yang telah ia taklukkan kepada Raja Victor Emmanuel II. Ini adalah tindakan patriotisme tanpa pamrih yang sangat langka.

Masa Pensiun dan Upaya Lanjutan

Dengan penyatuan Italia yang sebagian besar telah tercapai pada tahun 1861 (dengan Victor Emmanuel II menjadi Raja Italia), Garibaldi menolak penghargaan atau jabatan apa pun dan memilih pensiun ke pulau terpencil, Caprera.

Namun, semangat perjuangannya tidak pernah padam. Ia melakukan dua upaya lagi untuk merebut Roma (yang masih di bawah kekuasaan Paus dan dilindungi oleh Prancis) pada tahun 1862 dan 1867, tetapi keduanya gagal. Ia juga berpartisipasi dalam perang melawan Austria untuk merebut Veneto pada tahun 1866. Akhirnya, Roma berhasil direbut dan dijadikan ibu kota Italia pada tahun 1870, yang merupakan puncak dari Risorgimento.

Giuseppe Garibaldi meninggal dunia di rumahnya di Caprera pada 2 Juni 1882. Ia dikenang sebagai Bapak Pendiri Italia dan simbol abadi dari kebebasan, patriotisme, dan keberanian.

About the author
B@s