Zohran Mamdani, Musuh Donald Trump yang Terpilih Jadi Wali Kota New York

November 6, 2025

Sejarah baru tercatat di New York, Amerika Serikat, ketika Zohran Mamdani, seorang muslim keturunan India, berhasil memenangi pemilihan Wali Kota New York, awal November 2025 ini. Dalam peta politik Amerika Serikat, New York sering kali menjadi barometer perubahan sosial dan kebijakan publik. Kota ini bukan hanya pusat ekonomi dan budaya, tetapi juga ruang persaingan ideologi yang terus berkembang.

Dalam suasana politik AS yang dicekam oleh gaya politik brutal Donald Trump yang rasialis dan bahkan dituding banyak orang sebagai fasis, kemunculan sosok Zohran Mamdani atau nama lengkapnya Zohran Kwame Mamdani, anggota DPR Negara Bagian New York ini menjadi unik karena sikap politiknya yang tegas dan berorientasi pada sosialisme.

Zohran Mamdani yang berusia 34 tahun ini mengalahkan pesainya, mantan Gubernur New York Andrew Cuomo yang tadinya berasal dari Partai Demokrat, namun kemudian menjadi calon independen dan mendapat dukungan penuh Donald Trump, serta calon dari Partai Republik, Curtis Sliwa.

Meskipun Zohran Mamdani belum resmi menjabat sebagai Wali Kota New York, gagasan politik dan basis dukungannya mulai mengindikasikan sebuah arah baru bagi masa depan pemerintahan kota ini. Banyak analis menyebut bahwa ia merupakan salah satu tokoh yang berpotensi membawa perubahan struktural bila kelak berada di posisi eksekutif seperti jabatan wali kota.

Siapa Zohran Mamdani?

Zohran Mamdani seperti diberitakan Anadolu Agency akan menjadi wali kota termuda dalam seabad yang memimpin New York, kota terbesar AS dan salah satu pusat bisnis dan finansial dunia. Dia juga menjadi muslim pertawa dan warga berasal etnis Asia Selatan pertama yang menjadi wali kota dalam sejarah New York.

Zohran Mamdani lahir pada 1991 in Kampala, Uganda, dari pasangan asal India. Ibunya adalah Mira Nair, sutradara film yang pernah dinominasikan mendapat Piala Oscar untuk karyanya. Ayahnya, Mahmood Mamdani, adalah warga Uganda kelahiran India yang kini menjadi guru besar di Universitas Columbia, New York.

Zohran Mamdani menghabiskan masa kecilnya di Cape Town, Afrika Selatan, sebelum ikut keluarganya berimigrasi ke New York saat dia berusia 7 tahun. Dia kemudian mendapat gelar sarjana dalam studi Afrika di Bowdoin College, Maine, AS. Pada 2021 dia terpilih menjadi anggota DPR Negara Bagian New York mewakili Distrik ke-36 yang mencakup wilayah Queens, Kota New York. Dia menikah dengan Rama Duwaji, artis berdarah Suriah yang tinggal di Brooklyn, Kota New York.

Sejak awal terjun di dunia politik, tema utama perjuangan politik Mamdani adalah transportasi umum yang murah, reformasi perumahan, dan energi. Hal ini dipertahankannya saat pemilihan Wali Kota New York di mana fokus kampanyenya adalah kaum pekerja kelas bawah. Zohran Mamdani juga menjadi pendukung perjuangan Palestina dan selalu mengkritik tajam Zionisme Israel dan aksi genosida brutal di wilayah Palestina.

Meski begitu berdasarkan jajak pendapat CNN, Mamdani justru mendapat dukungan kuat dari kalangan pemilih Yahudi, serta dari kalangan lintas agama. Mamdani pun selalu menekankan bahwa dia akan melayani semua kelompok etnis dan agama dan melindungi tanpa kecuali.

Sejak awal, Zohran Mamdani mengambil posisi politik yang jelas:

  • Ia merupakan bagian dari Democratic Socialists of America (DSA).
  • Fokus politiknya adalah kesejahteraan publik, bukan kepentingan korporasi.
  • Metode kerjanya berbasis organizing, bukan penyampaian janji kampanye semata.

Pendekatan ini membuatnya populer di kalangan pemilih muda, keluarga imigran, pekerja kelas menengah, hingga komunitas penyewa rumah (renters), yang kerap menjadi kelompok dengan akses politik terbatas.

Fokus kebijakan yang sering menjadi sorotan Zohran Mamdani di antaranya adalah:

1. Perumahan Terjangkau

New York adalah kota dengan biaya hidup dan harga sewa yang terus meningkat. Zohran Mamdani memperjuangkan:

  • Pembatasan kenaikan sewa
  • Memperluas perumahan publik yang berkualitas
  • Perlindungan hukum bagi penyewa dari penggusuran. Baginya, perumahan adalah hak dasar, bukan komoditas spekulasi.

2. Transportasi Publik Inklusif

Ia mendorong kebijakan agar transportasi:

  • Lebih terjangkau atau bahkan gratis untuk kelompok pendapatan rendah
  • Mendapat pendanaan yang stabil dari negara, bukan tarif penumpang semata
  • Dioptimalkan untuk aksesibilitas penyandang disabilitas. Transportasi bagi Mamdani bukan sekadar logistik, tetapi instrumen pemerataan ekonomi.

3. Reformasi Sistem Kepolisian dan Peradilan

Zohran menolak pendekatan keamanan yang menitikberatkan pada penindakan dan pengawasan berlebih. Ia mendukung:

  • Pengalihan sebagian anggaran kepolisian ke layanan sosial
  • Program rehabilitasi berbasis komunitas
  • Pengurangan kriminalisasi terhadap kemiskinan

4. Penguatan Program Sosial

Termasuk layanan kesehatan, pendidikan publik, dan dukungan keluarga berpenghasilan rendah.
Tujuan utamanya adalah negara yang hadir, bukan sekadar mengatur.

Dampak Sosial Politik di Amerika Serikat

Mamdani adalah bagian dari gelombang politik progresif baru di AS. Bersama tokoh seperti Senator Alexandria Ocasio-Cortez (AOC) dan Bernie Sanders, Secara nasional, kemunculan tokoh-tokoh ini membawa sejumlah potensi seperti:

  1. Menggeser wacana politik Partai Demokrat ke arah kebijakan sosial-demokratis.
  2. Memperluas partisipasi politik di kalangan pemilih muda dan imigran.
  3. Mendorong perdebatan publik mengenai ketimpangan ekonomi dan keadilan sosial.

Kemenangan figur seperti Mamdani dalam pemilihan Wali Kota New York dapat menjadi simbol kuat bahwa pemilih urban Amerika mendukung model pemerintahan yang lebih berbasis solidaritas sosial daripada kepentingan korporasi.

Pemilihan Wali Kota New York kali ini memang jauh lebih sengit. Apalagi karena New York adalah  kota yang menjadi salah satu rumah Presiden Donald Trump dan perusahaannya. Donald Trump dan Partai Republik yang dikendalikannya bahkan terus mencoba menyerang Zohran Mamdani dengan kampanye-kampanye hitam, seperti menyebut bahwa Mamdani adalah seorang komunis, mengaitkannya dengan terorisme, Islam radikal, dan hal-hal lain.

Wali Kota New York dan Dinamika Kepemimpinan Kota

Untuk memahami bagaimana seorang pemimpin progresif dapat mengubah arah kota, penting melihat sejarah wali kota sebelumnya:

Wali KotaMasa JabatanCiri KepemimpinanDampak Jangka Panjang
Fiorello La Guardia1934–1945Reformis & karismatikModernisasi birokrasi kota
Ed Koch1978–1989Penuh retorika dan tegasPemulihan pasca krisis fiskal
Rudy Giuliani1994–2001Penegakan hukum agresifPenurunan kriminalitas namun kebijakan cenderung diskriminatif
Michael Bloomberg2002–2013Teknokrat & probisnisPertumbuhan ekonomi cepat, namun gentrifikasi meningkat
Bill de Blasio2014–2021Fokus pada kesetaraanReformasi berjalan lambat karena resistensi birokrasi

Dari tabel ini terlihat bahwa setiap wali kota membawa perubahan besar sesuai basis politik dan nilai yang mereka anut.

Jika tokoh progresif seperti Mamdani kelak memimpin, arah kebijakan kota kemungkinan akan bergeser menuju:

  • Komunitas sebagai pusat kebijakan (community-centered governance)
  • Penguatan layanan publik dibanding keuntungan korporasi
  • Pembangunan kota berbasis keadilan sosial, bukan sekadar pertumbuhan ekonomi

Meskipun Zohran Mamdani belum disahkan menjadi Wali Kota New York, ia telah menunjukkan bahwa gerakan politik baru sedang bertumbuh. Gerakan ini menekankan solidaritas, keadilan ekonomi, dan partisipasi politik yang lebih merata. Zohran Mamdani bukan hanya politikus. Ia adalah simbol momentum perubahan. Dan sejarah menunjukkan momentum seperti ini—bila cukup kuat—dapat mengubah seluruh arah negara.

Baca Juga:

About the author
B@s